Refleksi Pelaksanaan Program Penugasan Dosen di Sekolah/ PDS pada Pembelajaran Geografi di SMA Pembangunan Laboratorium UNP School
Abstract
Artikel ini ditulis untuk mendeskripsikan refleksi pelaksanaan program Penugasan Dosen di Sekolah (PDS) pada Pembelajaran Geografi di SMA Pembangunan Laboratorium UNP yang dilaksanakan mulai tanggal 18 Juli – 19 September 2018 sebanyak delapan kali pertemuan. Program PDS/Diployment ini diterapkan di kelas X IIS 1 dengan jumlah siswa 34 orang. Guru Geografi bertindak sebagai observer pembelajaran. Data refleksi pembelajaran dikumpulkan dengan, 1) catatan harian, 2) jurnal refleksi pembelajaran, 3) lembar observasi aktivitas belajar siswa dan 4) dokumentasi video dan foto. Untuk mendapatkan bahan refleksi yang lebih konkrit, penulis merangkum data pembelajaran dalam satu pola refleksi yang disebut dengan “three ways conference” dengan rumus 3-2-1. Pada setiap pertemuan, observer merumuskan tiga hal positif yang terjadi dalam pembelajaran, lalu dua hal negatif yang terjadi serta satu saran untuk perbaikan. Hasil refleksi pembelajaran mengungkapkan bahwa terdapat tiga hal positif setelah pelaksanaan program diployment ini yaitu, 1) guru mendapat pengalaman nyata dari dosen tentang pemilihan model, strategi, metode dan teknik serta media pembelajaran yang efektif dan sesuai dengan karakteristik materi dan siswa, 2) dosen memperoleh data tentang kondisi ril pembelajaran di kelas seperti karakteristik siswa, hambatanhambatan belajar siswa serta upaya mengatasinya serta pengalaman merasakan “rutinitas” guru di sekolah, 3) terbinanya kolaborasi antara dosen dan guru dalam merancang, melaksanakan, menilai serta merefleksi pembelajaran secara bersama. Dua hal yang menjadi catatan dari kegiatan PDS ini adalah, 1) pelaksanaan PDS baru bisa dilaksanakan pada satu kelas, padahal setiap kelas memiliki karakteristik berbeda. Sehingga dosen dan guru baru mendapatkan sedikit data tentang pembelajaran di sekolah, 2) pembelajaran yang diterapkan dosen membutuhkan akses internet sebagai sumber belajar sedangkan di sekolah ada pembatasan penggunaan smartphone dan akses internet bagi siswa. Satu saran untuk perbaikan adalah dirasa perlu keberlanjutan program PDS ini dalam waktu dan tingkatkan kelas yang lebih luas.